Meng artikulasikan kesabaran dalam hidup dalam himpitan masalah-masalah sosial, terkadang menjadikan kita sebagai makhluk sosial mengambil langkah-langkah pragmatis untuk bisa lepas dari segala kebuntuan yang ada. Sikut sana, sikut sini seakan-akan menjadi hal yang lumrah dalam penyelesaian masalah yang dilakukan. Tipu menipu sampai menghabisi hak-hak hidup orang lain telah menjelma menjadi rumus kehidupan yang paradoks. Masalah sosial yang timbul dari rangkaian implementasi sosial, politik dan ekonomi, diuruskan belakangan... "kalau itupun tidak menyusahkan". Kita seakan-akan tidak mau berpikir secara objektif dalam berkomunal karena itu adalah sesuatu yang tidak perlu dilakukan sebab akan menghambat apa yang harus dihasilkan. Apakah ini yang dinamakan keberhasilan dalam kapitalisme ? karena kekuatan uang telah menjadi Tuhan bagi seluruh umat yang menyembahnya, apa kita sebenarnya telah mendekati gerbang kehancuran dari peradaban manusia yang katanya beradab? Entahlah,... hanya hati nurani dan kecerdasan kitalah sebagai umat manusia yang dapat menjawabnya. Semoga Kebenaran bukan menjadi pembenaran dan kesalahan tidak menjadi penyalahan.
Sebuah wadah bagi para PEMUDA PEMBERANG INDONESIA untuk tetap setia terhadap nilai-nilai luhur moralitas perlawanan politik kaum kiri
Rabu, 27 Mei 2009
Buka mata, buka telinga, buka mulut...
Meng artikulasikan kesabaran dalam hidup dalam himpitan masalah-masalah sosial, terkadang menjadikan kita sebagai makhluk sosial mengambil langkah-langkah pragmatis untuk bisa lepas dari segala kebuntuan yang ada. Sikut sana, sikut sini seakan-akan menjadi hal yang lumrah dalam penyelesaian masalah yang dilakukan. Tipu menipu sampai menghabisi hak-hak hidup orang lain telah menjelma menjadi rumus kehidupan yang paradoks. Masalah sosial yang timbul dari rangkaian implementasi sosial, politik dan ekonomi, diuruskan belakangan... "kalau itupun tidak menyusahkan". Kita seakan-akan tidak mau berpikir secara objektif dalam berkomunal karena itu adalah sesuatu yang tidak perlu dilakukan sebab akan menghambat apa yang harus dihasilkan. Apakah ini yang dinamakan keberhasilan dalam kapitalisme ? karena kekuatan uang telah menjadi Tuhan bagi seluruh umat yang menyembahnya, apa kita sebenarnya telah mendekati gerbang kehancuran dari peradaban manusia yang katanya beradab? Entahlah,... hanya hati nurani dan kecerdasan kitalah sebagai umat manusia yang dapat menjawabnya. Semoga Kebenaran bukan menjadi pembenaran dan kesalahan tidak menjadi penyalahan.
